ISTIQOMAH
Sering kita mendengarkan kalimat istiqomah
dalam setiap menjalankan suatu kegiatan, khususnya dalam masalah ibadah dan
pekerjaan.
Misalkan saja ada seorang muallaf (orang baru
masuk islam) yang mulai beribadah sholat 5 waktu, akhirnya ada temannya yang
berkata “Semoga istiqomah bro ibadahnya…”.
Atau ketika sedang memulai suatu pekerjaan
baru, kemudian teman-temannya berkata “keep istiqomahnya dalam berusaha ya…
semangat!”. Dan masih banyak lainnya.
Lalu
dalam pandangan islam, apa itu istiqomah? Kata
istiqomah memiliki arti Tegak, lurus, atau dalam bahasa lainnya yaitu
konsisten.
Para
Ulama yang Memberikan Definisi dari Kata Istiqomah
· Abu
Bakar Ash-Shiddiq R.A: Istiqomah itu tidak menyekutukan Allah dengan apapun
juga.
·
Umar
bin Khattab R.A: Istiqomah itu hendaknya untuk bertahan dalam satu perintah
atau larangan dan tidak berpaling dari yang lain layaknya seekor musang.
·
Utsman
bin Affan R.A: Istiqomah artinya ikhlas.
·
Ali
bin Abi Thalib R.A: Istiqomah adalah melaksanakan suatu kewajiban.
·
Dari
Ibnu Abbas R.A: Istiqomah itu memiliki 3 macam arti: Istiqomah dengan lisan (Bertahan terus dalam membaca
Syahadat), istiqomah dengan hati
(Melakukan segala sesuatu dengan niat dan jujur) dan istiqomah dengan jiwa (Selalu melaksanakan ibadah dan
ketaatan kepada Allah secara terus-menerus tanpa terputus).
·
Dari
Ar Raaghib: Istiqomah itu tetap di atas jalan yang lurus.
·
Dari
An Nawawi: Tetap dalam ketaatan (Kitab Riyadusshalihin). Jadi istiqomah
mengandung pengertian bahwa: “Tetap dalam ketaatan dan di atas jalan yang lurus
dalam beribadah kepada Allah SWT”.
·
Dari
Mujahid: Istiqomah adalah komitmen terhadap kalimat syahadat dan tauhid sampai
bertemu dengan Allah ‘Azza wa Jalla.
·
Dari
Ibnu Taymiah: Istiqomah dalam mencintai dan beribadah kepada Allah tanpa kearah
menoleh ke kanan kiri.
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang
mengatakan: “Tuhan kami adalah Allah kemudian mereka istiqomah pada pendirian
mereka, maka malaikat turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu
merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu
(memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (Q.S Fushilat: 30)
Menurut tafsir ‘Aisar, yang dimaksud dari istiqomah ialah
mereka yang betul-betul yakin kebenaran agama islam, dengan tidak menukar
dengan kepercayaan lain.Serta konsisten dalam menjalankan ibadah dan menjauhi
kemungkaran, maka malaikat akan turun 2 kali kepadanya.
Ayat ini diperkuat
dengan sebuah hadits, seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW: “Ya
Rasulullah SAW tolong ajarkan sesuatu kepadaku yang paling penting dalam islam
dan saya tidak akan bertanya lagi kepada siapapun.
Nabi menjawab:
“Katakanlah aku beriman kepada Alah, kemudian istiqomah (Konsisten menjalankan
perintahnya dan mejauhi larangan).
Orang
yang istiqomah selalu kokoh dalam menjaga aqidahnya dan tidak akan goyang
keimanannya dalam menjalani tantangan hidup. Walaupun kantong kering ataupun
tebal, Dihadapi oleh bermacam-macam hal yang haram, dicaci maki dan dipuji,
sekali sudah konsisten maka tidak akan ada yang mampu meroboh keistiqomahannya.
Intisari dari Arti Istiqomah
Jadi yang bisa kita dapatkan dari yang itu
semua adalah, istiqomah memiliki arti konsisten dalam melakukan kebaikan. Teguh
dalam satu pendirian dan tidak akan tergoyahkan oleh berbagai macam rintangan
dalam mendapatkan ridho Allah Ta’ala.
Jangan sampai salah dalam mengartikan kata
istiqomah ke dalam suatu yang buruk, suatu hal yang buruk janganlah di dukung
dan diberi semangat. Cukuplah untuk orang-orang yang berusaha melakukan
kebaikan dan diberikan semangat berupa kata konsisten.
ISTIGHFAR
Istighfar atau Astaghfirullah adalah
tindakan meminta maaf atau memohon keampunan kepada Allah yang dilakukan oleh umat Islam. Hal ini merupakan perbuatan yang dianjurkan dan penting di dalam ajaran
Islam. Tindakan ini secara harfiah dilakukan dengan mengulang-ulang perkataan
dalam bahasa Arab astaghfirullah, yang berarti "Saya memohon ampunan
kepada Allah".
Seorang Muslim menyebut perkataan ini beberapa kali, bukan
saja ketika meminta ampun dari Allah sebagai doa, malah juga ketika dia sedang berbicara dengan orang lain. Apabila
seorang Muslim hendak mencegah dari melakukan perbuatan yang salah, atau saat
ia mau membuktikan bahwa dia tidak bersalah pada satu peristiwa dia menggunakan
pernyataan ini. Setelah salat, seorang Muslim dianjurkan melafalkan perkataan ini sebanyak tiga kali.
Istighfar
dalam filosofi Islam bermakna seseorang yang selalu memohon ampunan atas
kesalahan dan terus berusaha untuk menaati perintah Tuhan dan tidak
melanggarnya. Dalam Islam, makna Istighfar tidak terletak pada pengucapannya,
namun pada seberapa dalam seseorang yang beristighfar memaknai dan menghayati
apa yang ia ucapkan, dalam konteks yang lebih jauh lagi, agar ia terus
mengingat Tuhan di saat ia tergoda untuk melakukan perbuatan dosa, dan apabila telah melakukan dosa, maka istighfar adalah titik baginya
untuk bertekad tidak mengulangi perbuatannya.
Rasulullah
bersabda, ”Iblis berkata kepada Tuhannya, ’Dengan keagungan dan kebenaran-Mu
aku tak akan berhenti menyesatkan Bani Adam selama mereka masih bernyawa. ‘Lalu
dijawab oleh Allah,’ Dengan keagungan dan kebenaran-Ku, (maka) Aku (Allah) tak
akan berhenti mengampuni mereka selama mereka (tetap) beristighfar.’” (HR.
Ahmad)
Istighfar merupakan permohonan ampunan dari
manusia selaku hamba yang memiliki sifat ketergantungan kepada Allah.
Permohonan ini ditujukan semata-mata ditujukan kepada Allah, tidak kepada yang
lainnya; dan bersifat langsung tanpa melalui perantara, sehingga merupakan
permohonan ampunan yang amat murni. Artinya, permohonan ampunannya itu tumbuh
dari hati nuranunya untuk mencapai hubungan yang bersih murni dengan Allah dan
karena ketakutannya akan ditimpa cobaab ataupun nasib buruk, karena menyadari
dirinya berdosa kepada Allah, padahal ia telah meyakini sekali bahwa bahagia
dan celakanya ada di ujung jari Allah, sedangkan Allah sangat mudah untuk
menjungkirbalikkan nasib dirinya, kecuali jika Allah mengampuninya.
Untuk itulah ia beristighfar, memohon
ampunan.Lau apakah dengan istighfar sama dengan bertobat? Dalam hal ini tobat
mempunyai kedudukan yang lebih tinggi. Dalam bertobat, seseorang terikat untuk
melaksanakan syarat-syarat pertobatan; bila ia melanggarnya, maka tobatnya
dengan sendirinya menjadi tertolak.
Istighfar merupakan bagian dari tobat atau
pertobatan. Meski demikian, istighfar memiliki nilai yang tinggi diantara
amalan-amalan ibadah, khususnya dalam kelompok ibadah dan zikir. Beristighfar
haruslah diniatkan untuk mendapatkan ampunan Allah, tidak hanya untuk dosa pada
saat ini, tetapi juga dosa masa lalu serta dosa masa mendatang kalu memang ada.
Ini merupakan kewaspadaan batin,karena dosa
kesombongan meski seberat debu ternyata telah menyebabkan orang tidak masuk
surga, lebih-lebih bila dalam diri kita masih banyak bertumpuk berbagai macam
dosa.Istighfar ibarat sabun pencuci dosa. Dengan membiasakan istighfar, maka
setiap ada dosa sedikit, dosa itu dapat segera terhapus sebelum terlanjur
berkarat dalam hati dan jiwa serta menjadi noda yang sulit hilang yang
senantiasa terbawa kemana pun ia pergi seumur hidupnya.
ISTIKHARAH
Istikharah
merupakan selalu memohon petunjuk kepada Allah SWT. Dalam setiap langkah dan
penuh pertimbangan dalam setiap keputusan. Setiap orang mempunyai kebebasan
untuk berbicara dan melakukan suatu perbuatan. Akan tetapi menurut islam, tidak
ada kebebasan yang tanpa batas, dan batas-batas tersebut adalah
aturan-aturan Agama. Maka seorang muslim yang benar, selalu berfikir
berkali-kali sebelum melakukan tindakan atau mengucapkan sebuah ucapan serta ia
selalu memohon petunjuk kepada Allah.
Nabi Muhammad SAW. bersabda:
"Barang siapa yang beriman kepada Allah SWT. dan hari akhir., maka
berkatalah yang baik atau diamlah (HR. Al-bukhari dan muslim dari Abu Hurairah)
Orang bijak berkata "think
today and speak tomorrow" (berfikirlah hari ini dan berbicaralah besok).
Kalau ucapan itu tidak baik apalagi sampai menyakitkan orang lain maka
tahanlah, jangan di ucapkan, sekalipun menahan ucapan tersebut terasa sakit.
Tapi apabila ucapan itu benar dan baik maka katakanlah jangan ditahan sebab
lidah kita menjadi lemas untuk bisa meneriakkan kebenaran dan keadilan serta
menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar.
Mengenai kebenaran ini, melainkan Jibril
pernah datang kepada Nabi Muhammad SAW. untuk memberikan rambu kehidupan,
Beliau bersabda :
"Jibril telah datang kepada ku
dan berkata: Hai Muhammad hiduplah sesukamu, tapi sesungguhnya engkau suatu
saat pasti akan mati, cintailah apa yang engkau sukai tapi engkau suatu saat
pasti berpisah juga dan lakukanlah yang engkau inginkan sesungguhnya semua itu
ada balasanya (HR. Baihaqi dan Jabir)."
Sabda Nabi Muhammad SAW Ini semakin
penting untuk diresapi ketika akhir-akhir ini dengan dalih kebesaran, banyak
orang berbicara tanpa logika dan data yang benar dan bertindak sesukanya tanpa
mengindahkan etika agama. Para pakar barangkali untuk saat-saat ini, lebih
bijaksana untuk banyak mendengar daripada berbicara yang kadang kadang justru
membingungkan masyarakat. Kita
memasyarakatkan Istikharah dalam segala langkah kita, agar kita benar
benar bertindak secara benar dan tidak menimbulkan kekecewaan di kemudian hari.
Nabi Muhammad SAW. bersabda: "Tidak
rugi orang yang beristikharah, tidak akan kecewa orang yang bermusyawarah dan
tidak akan miskin orang yang hidupnya hemat (HR. Thabrani dan Anas)"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar